ShoutMix chat widget

Masih Dalam Rahim Ibu Tercinta

Sadarkah kita bahwa pada kondisi apapun jua, sebenarnya kita selalu terbungkus dan diselimuti oleh ni’mat-ni’mat Allah yang tiada terhingga banyaknya. Ni’mat Allah selalu melekat pada kita dan selalu mengikuti kita dimana saja kita berada baik kita sadari maupun tidak. Misal saja Sejak kita masih berupa sel yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, ni’mat-Nya selalu menyertai kita. sebab kalau tidak, mustahil kita dapat hidup di dunia ini, menulis tulisan ini, ataupun membaca tulisan ini.

Dari sel yang sangat kecil yang bermukim di dalam rahim ibu maka berkat ni’mat Allah Ta’ala pula melalui perantaraan ibu, Allah Ta’ala pun berkenan membuat tubuh ibu menjadi hangat sehingga dengan suhu yang hangat kita dapat berkembang menjadi semakin besar. Tak hanya kehangatan yang diberikan, akan tetapi suplai makanan dan minuman pun dipenuhi-Nya dengan cara-Nya yang sangat rumit, dan hanya Dia yang mengetahui.

Dengan bentuk sel yang sangat kecil maka aku bayangkan bahwa ruangan sebesar rahim ibu akan sangatlah besar bagiku, seperti besarnya dunia dan seisinya saat ini. Dinding-dinding rahim adalah bumi tempatku berpijak. Hangat tubuh ibu adalah matahari yang selalu menyinari dan menghangati tubuhku. Aliran darah dan urat nadi ibu adalah sunga-sungai yang mengantarkan rizki untukku. Maka hiduplah aku.
Dan ketika aku berada dunia sekarang ini, dengan kesadaran akan masa laluku, bolehlah kiranya aku berkhayal ....Ah...Seandainya !

Mungkin saja pada saat aku masih di dalam rahim, ada makhluk Allah SWT, atau ruuh yang suci, yang mulia, atau apa sajalah namanya pembawa berita yang memberi tahukan kepadaku bahwa kelak aku akan hidup di alam yang besar, lebih besar dari alam rahim ini. Di sana nanti ada matahari yang sangat panas, berjuta-juta kali panasnya dari pada panas yang terdapat di dunia rahim ini. Sinarnya terang benderang berjuta-juta kali lebih terang dari sinar yang ada di dunia rahim ini. Sungainya lebar dan panjang, dimana lebar satu sungainya saja 1000 kali lebih besar dari dunia rahim dan seisinya.

Kemudian sang pembawa berita terus melanjutkan kisah tentang keadaan dunia yang akan aku huni kelak jika aku terlahir berpindah alam dari alam rahim ke alam dunia ini. Mungkin saja saat itu aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Aduhai...alangkah dahsyatnya dunia yang akan aku hadapi. Panas api alam dunia sampai berjuta-juta derajat lebih panas? di rahim ini saja jika panasnya 40 derajat sudah cukup untuk membuat diriku merasa terbakar. Sungai yang lebarnya 1000 kali lebih lebar dari seluruh alam rahim ? Aduhai... betapa lebarnya, betapa dahsyatnya dunia yang akan aku tinggali kelak. Aku yang berupa sel ini berjalan mengelilingi rahim saja rasanya tidak mungkin karena saking kecilnya diriku, bagaimana aku bisa membayangkan berenang di sungai yang lebarnya 1000 kali dari pada duniaku saat ini.

Sekarang kita semua sedang berada di alam dunia setelah sembilan bulan menghuni alam rahim orang tua kita. Sekarang kita mendengar pula pembawa berita yaitu seorang yang sangat mulia RasuluLlah SAW yang menceritakan berbagai keadaan alam akhirat yang dahsyat yang akan kita huni kelak kalau kita sudah mati. Diceritakannya tentang syurga dan sungai-sungainya dan istana-istananya. Dikisahkan pula tentang neraka dan kesangatan panasnya dan beratnya siksaan di dalamnya. Kalau kita orang berakal pastilah kita yakin dan percaya terhadap risalah yang dibawanya. Kalau kita tidak percaya tentang kehidupan yang akan datang berarti kita mengingkari kehidupan kita di masa lalu di dalam rahim ibu.
www.manakib.wordpress.com


0 comments:

Post a Comment